2/26/2014

Enterpreneurship Ala Rasulullah

ENTERPRENEURSHIP RASULULLAH
Intisari Pengajian Majelis Manajemen Qolbu (MMQ)

KH. Abdullah Gymnastiar/Aa Gym

Bismillahirrohmanirrohiim,

Sahabat-sahabat,
Ternyata dalam kajian tentang Rasulullah, ada saat yang kurang kita bahas. Kebanyakan kita bahas adalah mulai dari umur 17 tahun sampai 20 tahun. Kita tahu mengenai beliau ketika umur 25 tahun tetapi dengan imej yang negatif, yaitu seorang pemuda menikahi janda kaya raya. Padahal kalau dilihat dari maharnya mencapai 20 ekor unta muda yang jika dihargai sekarang kurang lebih setengah milyar rupiah, Bayangkan saja !!!

Hal lainnya yang amat jarang kita bahas adalah bagaimana Muhammad menjadi professional. Umat Islam sekarang menjadi babak belur, karena kita tidak mengerti bagaimana menjadi professional. Mengurus masjid kecil, wc bahkan sandal saja repot sekali. Hal yang perlu kita kembangkan adalah jiwa entrepreneur. Rasulullah sebagai bukti bahwa dengan memiliki jiwa entrepreneur maka orang akan mampu mengendalikan apa saja. Contohnya di Singapura yang merupakan negara pedagang walaupun mereka tidak mempunyai sumber daya. Taiwan, Jepang bahkan Korea hampir menguasai dunia.

Rasulullah dilahirkan dalam keadaan yatim. Dalam usia enam tahun ibunya meninggal dalam perjalanan kembali dari Yatrib setelah menengok kuburan ayahnya. Usia 6 tahun beliau sudah yatim-piatu dan tidak punya pegangan. Sampai usia 8 tahun 2 bulan dibina dan didik kakeknya Abdul Muthalib yang cukup berada. Di usia ini kakeknya wafat, setelah itu ia dalam perlindungan pamannya Abu Thalib yang tidak sekaya kakeknya, mulai saat itulah pemuda kecil Muhammad menggembala kambing, mencari nafkah sendiri. Usia 12 tahun Rasul diajak pamannya dalam perjalanan dagang pertama kali ke Syria. Syria itu jaraknya ribuan kilometer. Bayangkan umur 12 tahun tidak pakai pesawat atau mobil!!!. Anak-anak kita umur 12 tahun sedang malas-malasnya. Masa kecil kita bukan masa teruji, bukan masa tertempa. Semua dimudahkan oleh orang tua kita. Disini saya akan membahas kenapa kita ini menjadi warga yang looser.

Saudara-saudara Sekalian,
Sepulang dari perjalanan dagang pertamanya, beliau begitu sering bisnis bahkan sampai ke seluruh Jazirah Arab sudah terkenal seorang professional muda bernama Muhammad. Di usia 25 tahun, beliau menikah dengan seorang konglomerawati bernama Khadijah. Setelah genap hampir sepuluh kali perjalanan dagang yang beliau tempuh, kalau setiap kali perjalanan dagang beliau mendapatkan untung dua ekor unta betina. Subhanallah, Maka ketika meminang Siti Khadijah beliau memberi mas kawin sebesar duapuluh ekor unta muda atau kurang lebih setengah milyar rupiah!!!. Mana ada pengusaha muda di Indonesia yang mau memberi mahar begitu besar kepada istrinya. Coba cari sekarang ada atau tidak di Indonesia seseorang yang sudah berani menikah dengan memberi mahar setengah milyar. Paling top orang kaya itu seperangkat alat sholat.

Jadi kita bisa membayangkan bagaimana dashyatnya Muhammad muda ini. Hal ini yang jarang kita pelajari, bagaimana etos kerja beliau padahal beliau tidak ada uang, tidak ada keahlian. Jadi saudara-saudara, jangan merasa malu lahir dari orang tua yang miskin, Rasul bahkan tidak punya bapak. Jangan merasa berpendidikan rendah, Nabi saja tidak sekolah. Jangan merasa tidak punya modal, Nabi tidak punya modal sama sekali.
Tidak ada alasan. Kita itu paling hobi memperbanyak alasan. Padahal alasan memperjelas kelemahan kita.

Jadi bangsa ini mau sesulit apapun, tidak ada pilihan bagi kita kecuali kita bangkit dengan semangat. Saya termasuk yang tidak mau pusing dengan keadaan sekarang kalau akhirnya akan melemahkan semangat. Situasi sesulit apapun, pilihannya cuma satu yaitu kita harus bangkit bersama-sama. Mengeluh, mencela tidak akan menyelesaikan masalah, kalau ada yang dapat terselesaikan dengan masalah, silakan saja mengeluh sepuasnya. Kalau ada yang bisa selesai dengan umpatan dan makian, silakan mengumpat. Kita tidak punya waktu, waktu kita terbatas. Satu-satunya pilihan adalah kita harus bangkit. Allah Maha Kaya, mau seperti apa saja keadaanya, rezeki Allah tidak akan berkurang. Ini rumusnya yang akan kita coba bahas.

Rekan-rekan sekalian,
Para orang tua, jangan merasa sudah tua. Tenang saja kita masih punya anak cucu. Para kaum muda ini kesempatan bahwa kita sudah disiapkan sukses oleh Allah. Sudah diilhamkan potensi sholeh/bejat. Kita sebelum dilahirkan ke dunia sudah pernah bertarung dengan 150 juta pesaing yaitu sel sperma dan yang jadi menemui sel telur adalah kita. We are the winner. Kita pernah memasuki persaingan dan kita menang. Kenapa kalau sudah hidup jadi kalah??

Jadi tekad harus kita canangkan dari sekarang. Kalau kita lihat sejarah, baru tahun 1984 ilmu wirausaha ini mulai dikembangkan, padahal Nabi Muhammad SAW sudah 1500 tahun yang lalu mencanangkan bahwa kita itu bisa kokoh dan kuat justru dengan kewirausahaan yang ada. Kuncinya ternyata semua wirausahawan sejati tergantung dari masa kecilnya. Masa kecil seseorang itulah yang menentukan kualifikasi enterpreneurship orang tersebut. Kalau masa kecilnya selalu dimanja, selalu ditolong maka bersiaplah menuai anak yang tidak berdaya. Para pengusaha kita sedikit yang masa kecilnya susah.

Saudara-saudaraku,
Bagi yang masih muda, jangan bercita-cita punya pekerjaan setelah lulus. Mulai sekarang kalau saya lulus, saya ingin membuat pekerjaan, tidak perlu melamar kemanapun. Langsung jadi direktur utama merangkap staf dan pegawai inti. Bangsa ini tidak akan selesai hari ini. Mulailah tanamkan jiwa enterpreneurship pada anak-anak kita. Ingatlah pada waktu kita kecil, waktu belajar jalan, bediri sedikit sudah jatuh. Bangkit lagi, benjol berdarah dan apakah kita putus asa?, apakah kita mengeluh?.

Potensi untuk berani bertindak sudah ada hanya orang tua yang dapat melemahkan semangat kita. Dilarang naik kursi takut jatuh, dilarang main pisau nanti berdarah. Dia tidak pernah punya pengalaman utnuk mengambil pilihan. Dia tidak pernah punya pengalaman untuk mengetahui resiko dari tindakannya. Menyelesaikan bangsa kita sekarang bukan saja oleh kita sekarang, dengan mempersiapkan keturunan kita juga merupakan tanggung jawab kita kepada umat ke depan. Tidak pernah ada kata terlambat. Didik anak-anak kita dari kecil buat jadi mandiri, bebas, berani bertanggung jawab supaya dia percaya diri. Kalau dia jatuh biarkan saja. Ini adalah membangun bangsa ini. Ini adalah membangun masa depan umat, yaitu bagaimana para orang tua membangun anak-anaknya. Kalau mereka mau jajan harus ada pertaruhannya, setiap rupiah harus ada perjuangannya.

Latih anak-anak kita untuk selalu bertanggung jawab terhadap apa yang dia lakukan. Orang tua yang memanjakan anaknya sengsaranya juga akan kembali ke orang tua. Latihlah entrepreneurship dari uang jajan bulanan yang bertanggungjawab pemakaiannya. Semoga Allah mengampuni segala kesalahan kita. Saya semenjak SD sampai SMA sudah berjualan, lulus kuliah tidak pernah mengambil ijazah sampai sekarang. Alhamdulillah, rezeki Allah tidak kemana-mana. Allahuakbar, Allah Maha Besar sampai sekarang mampu membangun Daarut Tauhiid sampai sebegini besar. Tapi ini benar-benar membuat keyakinan jika jiwa entrepreneurship tertanam pada diri-diri kita, kita tidak pernah takut menghadapi situasi apapun. Kalau saja ini dikelola oleh orang-orang yang berjiwa wirausaha yang baik pasti akan sukses. Bagaimana mungkin dengan alam yang begitu kaya kita bisa miskin, cuma kita saja yang bodoh sampai tertipu tetangga karena kita tidak mengerti cara mengelolanya.

Saudara-saudaraku sekalian,
Hikmahnya yang pertama adalah hati-hati dengan masa kecil, masa muda. Para mahasiswa sebaiknya sambil kuliah sambil cari nafkah. Pengalaman sudah harus dirintis, nantinya waktu kuliahnya sama hasilnya akan berbeda dengan orang lain.
Kedua, Nabi Muhammad SAW sebelum diangkat sebagi nabi tidak punya apa-apa, mengapa setelah itu dapat menjadi orang kaya tanpa modal. Karena modal yang beliau punyai adalah Al-Amin yaitu orang yang kredibel. Mulai sekarang kita harus buat track record menjadi orang yang terpercaya dalam kehidupan kita. Modal kita itu adalah nama baik kita. Demi Allah, uang itu kecil. Nama baiklah yang mahal. Mulai sekarang jangan pernah terpikir untuk licik. Mulut kita satu-satunya ini tidak boleh lagi berdusta. Mulut ini yang membuat kita kehilangan hidup, uang,dan kehormatan kita. Jangan main-main soal bohong ini. Biar kita diremehkan, disisihkan dan dikeluarkan karena kita jujur. Daripada kita sebaliknya karena kita tidak pernah menikmati hidup selama kita berbohong. Cari rezeki tidak perlu bohong, Allah SWT sudah tahu kebutuhan kita daripada kita sendiri. Tiap kita itu sudah ditentukan rezekinya, tidak mungkin Allah menciptakan kita tanpa rezeki.

Rezeki dapat dibagi menjadi tiga, yaitu rezeki yang pertama adalah rezeki yang dijamin pasti ada, yaitu makan. Pada saat kita bayi kita tidak bisa mencari makan, apakah kita takut. Hal ini karena kita yakin sudah dijamin. Satu kesulitan mendatangkan dua kemudahan pada saat kita hendak terlahirkan. Ari-ari dipotong setelah itu mendapatkan makanan dari dua air susu ibu. Jadi setelah kita sebesar ini, apakah masih takut tidak makan. Yang harus kita takuti adalah makan makanan yang kita tidak tahu halal/haramnya. Demi Allah, kita akan ada rezekinya.

Rezeki yang kedua adalah rezeki yang digantungkan. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai kaum itu merubah nasibnya sendiri. Semua sudah ada ukurannya sendiri. Justru akan gawat kalau rezeki kita sama semua. Kalau kita mencarinya di jalan Allah. Rezeki dapat, pahala dapat, barokah namanya. Kalau mau licik boleh-boleh saja. Rezeki dapat, dosa dapat, haram namanya. Pencuri, koruptor itu maling hartanya sendiri. Kalau dia sholeh pasti ketemu rezekinya itu. Tidak perlu pakai licik. Tidak mungkin Allah menyediakan rezeki kalau harus pakai licik. Jujurlah pasti akan ketemu rezeki tersebut, mau kemana lagi. Ingatlah teori bayi, ketika menangis dengan suara pelan sang ibu hanya menenangkan dan tidak memberi makan. Kemudian si bayi menangis dengan berteriak tentu akan menarik perhatian dan ibu akan memberi makan kepadanya.

Saudara-saudara,
Saya khawatir kita apes seperti ini bukan tidak ada jatah kita, tapi kita tidak mengambilnya hanya sedikit. Jangan–jangan jatah saudara seratus juta perbulan tapi mengambilnya hanya lima ratus ribu. Jika sudah bekerja keras itu masih belum cukup. Bekerja keras itu urusan fisik, bekerja cerdas itu urusan otak dan bekerja ikhlas itu urusan hati. Kalau ketiganya jalan baru ketemu.

Tanpa bermaksud meremehkan saudara kita tukang becak itu tidak kurang kerja kerasnya. Karena kalau tidak didorong tidak akan maju, tapi hasilnya hanya sepuluh ribu perhari. Tidak cukup mengandalkan otot saja, hati dan otak harus diperhatikan. Maka saudara-saudara jangan sampai berpikir licik untuk mendapatkan rezeki, rezeki itu tidak akan kemana-mana.
Rezeki yang ketiga adalah rezeki yang dijanjikan. Kita harus jatahkan setiap mendapatkannya harus langsung dikeluarkan sedekah/zakatnya. Demi Allah, Allah sudah berjanji barangsiapa yang ahli syukur nikmat yang ada Allah akan tambahkan. Tidak akan berkurang harta dengan sedekah, kecuali bertambah dan bertambah. Inilah rumusnya kalau tidak mau uang kita sia-sia.

Saudaraku sekalian, orang mau apa saja jujurlah kuncinya. Iklan itu kalau bohong tidak barokah. Setiap janji ditepati. Tidak ada orang memesan barang kita kecuali puas. Begitulah sifat Nabi Muhammad saw. Jadi jangan takut tidak punya uang takutlah tidak barokah. Kalau kita mau berdagang yang lurus-lurus saja. Sumpah palsu dapat mempercepat waktu tapi menghilangkan barokah. Rasulullah ternyata orang yang cakap dalam pekerjaanya. Orang yang cakap itu orientasinya kepuasaan. Jangan sampai sibuk menjatuhkan orang lain karena hanya dosalah yang didapat. Bersikap jujur dan ramah kepada pembeli yang kurang ajar menghasilkan pahala/kemuliaan dan barang kita tidak hilang. Yang namanya rezeki itu bukan diukur dengan uang. Yang namanya rezeki itu bersyukur ketika ada, bersabar ketika tidak ada. Bekerja itu adalah amal sholeh.

Karunia Allah itu tidak identik dengan uang tapi identik dengan kemuliaan setiap saat. Yang pasti tidak pernah rugi orang yang selalu dalam kejujuran dan kebaikan. Artinya kalau kita untung, rumusnya adalah menguntungkan orang lain. Jadi Rasulullah itu selalu berpikiran adil. Kita baru mau mulai usaha saja sudah licik. Kita selalu berpikir keuntungan diri. Padahal dalam Islam kita itu untung kalau berhasil menguntungkan sebanyak mungkin orang. Kalau orang lain puas walau sedikit tapi akan berdampak panjang, konsumen akan menyebarkan berita ini kepada kawannya.

Kalau untung kita mengacu pada kepuasan orang lain, maka itu merupakan kepuasan tersendiri. Jangan mengukur keuntungan lewat uang. Kalau kepuasan itu masuk ke hati, konsumen akan promosi kepada orang lain. Dan itu akan menguntungkan.  Jangan ukur kesuksesan dengan uang. Kesuksesan adalah ketika kita punya ilmu, pengalaman, nama baik, dan barokah. Uang itu bonus dari Allah, uang itu kecil artinya.

Jiwa enterpreneurship itu tergantung dari kredibilitas dan faktor kreativitas yang berani melakukan hal-hal baru. Orang–orang yang kreatif itu adalah orang yang selalu belajar setiap saat. Jadi setiap kita punya uang jangan sampai menempel di hati. Setiap kita punya uang harus diinvestasikan untuk mencari ilmu. Saya harap semua jamaah ini berpola hidup seperti Rasulullah, yaitu berpola hidup zuhud. Ciri-ciri orang yang zuhud itu adalah kalau punya uang seribu sama saja dengan sejuta karena merasa milik Allah. Orang zuhud sepatu ada atau hilang sama saja karena sepatunya ditaruh di kaki bukan di hati.

Saudara-saudara Sekalian, mulai sekarang jangan bergantung pada harta. Silakan kaya tapi tidak menempel dihati. Punya uang jadikan ilmu, penambah wawasan, dan modal. Daripada mengumpul-ngumpul uang di bank terus kita mati. Di akhirat kita yang menanggung hisabnya, didunia tidak kita nikmati.  Bisnis itu jihad kita, asal dari hati kita. Bisnis itu untuk dakwah bukan untuk jadi kaya. Yang penting kita zuhud. Rasulullah itu zuhud padahal dunia di dalam genggamannya hasilnya jadi mulia. Kalau kita belum apa-apa sudah licik hasilnya nista. Dengan tiga rumus ini yaitu satu jujur dan terpercaya dua cakap dan tiga memuaskan akan indah hidup ini. Kalu saja seorang istri menggunakan rumus ini maka akan barokah hidup rumah tangganya begitu pula seorang suami. Boleh saja orang lain pesimis menghadapi hidup ini, kita tidak ada waktu untuk pesimis. Keadaan bagaimanapun pilihannya kita harus maju terus pantang mundur sampai ajal menjemput kita. Insya Allah.


Info Lengkap:
http://healthymindset.blogspot.com/2008/04/entrepreneurship-rasulullah-saduran.html

Tidak ada komentar: